Minggu, 30 Mei 2010

Wawacan AHMAD MUHAMAD

Raja Jenur yang beristrikan Dewi Kosasih mempunyai dua orang anak bernama Muhamad dan Ahmad. Sejak kecil kedua orang anak itu sudah ditinggal mati oleh ayahnya. Raja Jemur meninggalkan seekor burung perkutut yang bertuah. Menurut ramalan, barangsiapa dapat memakan kepala burung tersebut, kelak akan menjadi seorang senapati, dan yang dapat memakan badan burung tersebut kelak akan menjadi seorang raja. Ramalan tentang tuah burung perkutut itu terimpikan oleh seorang nakhoda dari negeri Habsi.
Nakhoda yang pernah mimpi tentang tuah burung perkutut kepunyaan Muhamad dan Ahmad, berusaha keras agar supaya memperolehnya. Ketika Muhamad dan Ahmad pergi mesantren, burung perkutut ditinggal di rumh bersama Dewi Kosasih. Nakhoda berhasil membujuk Dewi Kosasih sehingga kemudian burung perkutut itu oleh nakhoda disembelih dan dibakar. Akan tetapi ketika burung itu sedang dibakar dan akan dimakan, secara mendadak munculah Muhamad dan Ahmad. Direbutnya daging burung itu dari tangan nakhoda. Kepala burung dapat dimakan oleh Ahmad, sedangkan badan burung dapat dimakan oleh Muhamad. Setelah kedua orang anak itu memakan burung perkutut, maka serta merta mereka menjadi orang yang gagah berani. Kemudian mereka pergi berpetualang ke hutan.
Tersebutlah di kerajaan Mesir sedang diadakan sayembara pemilihan raja. Berdasarkan musyawarah, gajah putih yang berhak menentukan siapa yang akan menjadi raja Mesir. Dilepaskanlah gajah putih ke hutan oleh Baginda Benara.
Di tengah hutan Muhamad merasa dahaga. Disuruhnya Ahmad mencari air. Sementara itu Muhamad menunggu dan tertidur di bawah pohon. Ketika Muhamad sedang tidur, datanglah gajah putih. Oleh gajah putih, Muhamad diambil dan dibawa ke Mesir. Muhamad diangkat menjadi raja Mesir.


Setibanya Ahmad di tempat Muhamad yang menunggu di bawah pohon terkejut melihat Muhamad tidak ada. Ahmad pergi berusaha mencari kakaknya yang dianggapnya telah hilang. Tibalah Ahmad di sebua negeri. Di sini Ahmad berdiam pada seorang janda dan di sini pula Ahmad berjumpa dengan Siti Bagdad yaitu seorang putrid yang dicalonkan menjadi prameswari Muhamad dari Mesir.

Karena perkenalan Ahmad dengan Siti Bagdad menjadi akrab, Siti Bagdad berhasil mencuri azimat kepunyaan Ahmad. Atas perintah Siti Bagdad, Ahmad dibuang oleh para algojo kerajaan ke sebuah sungai.

Di perjalanan dalam pembuangan, Ahmad bertemu dengan raja jin, yaitu yang pernah mencuri sangkar burung perkutut tempo dulu. Oleh raja jin, Ahmad diberi tiga buah azimat yang berkhasiat sakti mandraguna. Setelah memperoleh azimat tersebut, Ahmad segera pergi kembali ke negeri Mesir dengan tujuan akan merebut kembali azimat yang pernah dicuri oleh Siti Bagdad. Dalam waktu yang relatif singkat, azimat itu dapat dimiliki kembali.

Siti Bagdad diculik oleh utusan raja Habsyi. Penculikan dapat digagalkan oleh Ahmad. Demikian pula pada penculikkan yang kedua kalinya oleh raksasa, dapat ditolong oleh Ahmad. Rupanya jodoh sudah menjdai suratan tangan Ahmad. Walaupun Ahmad sudah beristri Dewi Soja, Putri Nabi Sulaiman, Ahmad kawin lagi dengan Siti Bagdad.

Raja Habsyi yang dikalahkan oleh Ahmad tatkala menculik Siti Bagdad mempunyai putri yang cantik bernama Ratna Komala. Putri ini ternyata kemudian menjadi istri Muhamad raja Mesir. Setelah peristiwa inilah Ahmad dapat bertemu kembali dengan Muhamad, kakaknya yang telah menjadi raja Mesir. Kemudian Ahmad oleh Muhamad dijadikan senapati di kerajaan Mesir.

Wawacan ANGLINGSARI


Ada sebuah kerajaan bernama Kancana. Rajanya bernama Pangeran Angling Purnama, permasurinya Ratna Sari. Raja Kancana menginginkan seorang putra. Oleh patihnya yang bernama Bandar Gurit disarnkan agar bertapa di dalam tanah secara dikubur. Di dalam pertapaan terdengar suara yang mengatakan bahwa maksudnya akan dikabulkan, tetapi raja harus sanggup hidup sengsara.
Tidak lama permaisuri mengandung, yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki. Raja memerintahkan  kepada patih agar mengumpulkan raja dari delapan negara yang telah takluk kepada raja Kancana. Pada saat itu raja mengadakan kenduri/ selamatan memberi nama kepada putranya. Putranya itu diberi nama Raden Anom Anglingsari.
Anglingsari diperintahkan raja untuk belajar segala ilmu pengetahuan dan keterampilan berperang. Yang dipercaya untuk mengajari Anglingsari adalah patih Bandar Gurit.
Istri patih negara Kancana menghendaki kerajaan diperintah oleh patih. Patih menawarkan salah satu dari delapan negara yang telah takluk kepada Kancana, tetapi ditolak oleh istrinya. Keinginan dipenuhi dengan jalan mengajak kedelapan raja yang takluk tersebut menyerang kerajaan Kancana.
Anglingsari diusir oleh patih. Raja Angling Purnama mengetahui bahwa dia akan diserang, segera meloloskan diri dari keraton. Ketika patih dan delapan raja masuk ke keraton, semuanya telah pergi. Keraton dalam keadaan kosong. Patih leluasa masuk keraton. Dia menjadi raja di negara Kancana.
Dicerirakan ada sebuah negara di pulau Seta yang diperintah oleh Dewa Barat. Raja mempunyai seorang anak perempuan yang cantik yang bernama Ratna Wulan. Atas kehendak orang tuanya, Ratna Wulan akan dikawinkan kepada anak patih yang bernama Komara. Tetapi, Komara tidak segera dikawinkan karena permaisuri sakit.
Anglingsari ingin melihat-lihat negeri. Dia bersama ibunya bermaksud pergi ke pulau Seta. Di tengah perjalanan ketika bermalam disuatu tempat ibunya mengajarkan ilmunya kepada Anglingsari. Suatu ketika terjadi banjir besar. Anglingsari dan ibunya ditemukan oleh raja raksasa, yang kemudian dibawa kenegrinya.
Ada seorang lurah di Kuta yang bernama Citrayuda. Dia mempunyai anak yang bernama si Gawing. Setiap hari Gawing disuruh pergi bersekolah tetapi dia tidak pernah belajar. Setelah diketahui oleh ayahnya , si Gawing kabur meninggalkan rumahnya. Di perjalanan si Gawing bertemu dengan Anglingsari yang terpisah dengan ibunya. Mereka terus bersahabat. Anglingsari berganti nama menjadi Ki Benda dan menyamar pura-pura bukan seorang anak raja.
Di negara Seta, Anglingsari dan si Gawing dipungut sebagai anak oleh kakek dan nenek tukang warung. Dengan kepandaian ilmunya Anglingsari menjadikan warung kakek menjadi laku sehingga menjadi kaya. Dia tetap menjadi ki Benda.
Ki Benda membuat layang-layang aneh yang diterbangkan pada malam hari, semua orang mengagumi kepandaian Ki Benda. Berita ada seorang pandai dan cakap sampai ke putri ratna wulan. Ki Benda dipanggil ke keputren. Setelah berkenalan, Ratna Wulan tertarik hatinya kepada Ki Benda, dan demikian pula Ki Benda. Akhirnya, putra raja yang menyamar itu diketahui pula oleh putri.
Patih dan Komara datang memeriksa keputren, mereka mengetahui bahwa ada laki-laki yang masuk ke dalam keputren. Ratna Wulan mengatakan bahwa yang masuk adalah pencuri. Dia minta kepada patih dan Komara untuk menangkapnya. Ratna Wulan berpura-pura hanya menaruh hati kepada Komara.
Anglingsari pergi meninggalkan negeri Seta. Hal itu diberitahukan kepada Ratna Wulan melalui sepucuk surat yang ditipkan kepada si Gawing. Dengan kepergian Anglingsari, Ratna Wulan meminta waktu untuk mengundurkan perkawinannya dengan Komara selama tiga bulan. Dia mengajukan alasan bahwa sedang melakukan sesuatu yang baru dilaksanakan selama empat bulan, padahal niatnya selama tujuh bulan.
Di perjalanan Anglingsari mendapatkan beberapa azimat kesaktian diri, diantaranya bisa terbang, selalu menang dalam berperang dan segala keinginan terkabul. Dengan menolong raksasa yang akan digigit ular naga, Anglingsari bertemu dengan putri Cempaka, kemudian menikah dengannya. Mereka pulang ke negeri Campaka.
Campaka yang sedang berperang dengan Bamantaka dibantu oleh Anglingsari sehingga unggul. Anglingsari berperang mengalahkan raksasa Samud.
Ketika Ratna Wulan akan dinikahkan, semua raja diundang. Anglingsari berganti rupa menjadi santri koreng. Dia masuk ke keputren berpura-pura akan menjual cincin. Cincin itu dikenali oleh putri sebagai cincin Anglingsari. Kemudian Anglingsari berubah menjadi Komara, dan si Gawing diubah menjadi patih. Komara dan patih asli berperang dengan yang palsu, yang asli dikalahkan.
Anglingsari akhirnya menikah dengan Ratna Wulan. Banyak negara yang dikalahkan oleh Anglingsari sehingga banyak yang takluk. Kemudian Anglingsari bertemu kembali dengan ibunya yang dibawa oleh raksasa dan dengan ayahnya yang ditawan oleh raja yang telah dikalahkannya, yaitu yang dulunya menjadi patih ayahnya.

Wawacan BABAD CIREBON


Prabu Siliwangi, raja Pajajaran berputra sembilan orang, mereka adalah raja di Jakarta, Santang Pertala di Tanjung Kuning, Raden Garantang Setra, Ismu Genereh di Lebak, Sang Sekarsari, Nyi Ratu Tunjung Buwana di pesisir barat, Nyi Gedeng Curi di Panjang pesisir selatan, Nyi Ratu di Kawali dan Nyi Sekarsah di Karang.
Kesembilan putra Siliwangi tersebut meloloskan diri dari kerajaan. Ada dua putranya lagi yang bakal menggantikan tahta kerajaan Pajajaran yang masih tinggal ialah Wulangsungsang dan Mas Rasasantang.
Dalam kesempatan berkumpul diantara raja dengan dua orang putranya serta patih Arga dan ponggawa dikatakan bahwa barang siapa yang menjumpai orang Arab harus ditangkap dan dibunuh serta kepada rakyat yang membantu orang Arab tersebut akan dijatuhi hukuman mati. Hal itu diperintahkan karena raja Siliwangi tidak mau masuk agama yang dibawa orang Arab dan tidak mau melakukan sembahyang.
Wulangsungasng selalu bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad dan disuruh berguru agama suci kepada She Nurjati di Gunung Amparan. Hal itu disampaikannya kepada ayahnya, dan mengajak ayahnya masuk agama suci. Prabu Siliwangi menolak dan marah sehingga Wulangsungsang diusirnya.
Wulangsungsang pergi dari kerajaan mencari She Nurjati. Dia bertemu dengan Seh Ora di Karawang, yang berasal dari Mekah. Oleh She Ora ditunjukannya bahwa Wulangsungsang harus berguru kepada Seh Nurjati secara langsung, karena Seh Ora melihat ada firasat bahwa Wulangsungsang akan menjadi wali. Dalam perjalanannya ke arah timur Wulangsungsang bertemu dengan pendita Danuwarsi di Gunung Merapi. Dia berguru selama sembilan bulan di sana.
Mas Rarasantang meninggalkan kerajaan pergi mencari Wulangsungsang. Raja memerintahkan patih Arga mencarinya. Tetapi, patih Arga pun tidak kembali ke keraton. Dia menjadi santri Ajar Sidik di Tajimalela dan mengganti nama menjadi Dadung Hawuk. Di perjalanan Rarasantang sampai pingsan di Tangkubanparahu. Dia ditemukan oleh Engdang Saketi dan diberi baju Antakusumah. Di Cialiwung bertemu dengan pendeta Angganyali, yang menunjukan suatu tempat ke arah timur. Di sana bertemu dengan pendeta Danuwarsi, tempat Wulangsungsang berguru. Rarasantang bertemu kembali dengan Wulangsungsang.
Setelah selesai berguru, Wulangsungsang diberi azimat cincin sampai Wulangsungsang dikawinkan dengan anak pendeta Danuwarsi yang bernama Indang Geulis dan diganti namanya menjadi Somadullah.
Dalam perjalanan mencari Seh Nurjati Wulangsungsang mendapatkan beberapa azimat. Dari Sanghyang Neke di Gunung Singkup mendapatkan golok cabang dan Wulangsungsang diberi nama Kadaullah. Dari Ratu Bango di Gunung Cangak mendapatkan piring wareng dan pendil waja.
Wulangsungsang dan Rarasantang berguru kepada Seh Nurjati di Gunung Amparan, Seh Nurjati yang berasal dari Mekah, merupakan buyut Nabi Muhammad. Dia telah ada di Gunung Amparan bertapa 200 tahun. Setelah selesai berguru agama Islam. Siti Nurjati memerintahkan kepada Wulangsungsang untuk membangun mesjid di pemukiman baru di tepi laut. Wulangsungsang diberi nama Cakrabumi atau Cakrabuana
Wulang sungsang dan Rarasantang disuruh naik haji oleh Seh Nurjati. Di Mekah, mereka berguru kepada Seh Nurbayan, patih Mesir yang ditugaskan oleh rajanya mencarikan calon isteri menemukan Wulangsungsang dan Rarasantang di Mekah. Patih Enor, Seh Nurbayan dan Wulangsungsang, serta Rarasantang pergi menghadap raja Mesir. Raja cocok akan calon istrinya. Setelah dilamar, raja Mesir dengan Rarasantang.
Rarasantang mengandung dan kemudian melahirkan putera kembar. Yang sulung diberi nama Syarif Hidayat, yang kedua Syarif Arifin. Setelah raja Mesir wafat, Syarif Arifin menjadi raja Mesir. Syarif Hidayat mempelajari ilmu agama Islam mengenai syariat, tarekat, hakekat dan marifat.
Syarif Hidayat bermimpi disuruh agar dia mencari Nabi Muhammad. Dia pamit kepada ibunya akan melaksanakan impiannya. Dia bermalam di makam Nabi Musa, Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Di makam Nabi Muhammad dia bermimpi lagi agar mencari Nabi Muhammad.
Dari Naga Pertala, Syarif Hidayat mendapatkan azimat cincin marbut yang dapat melihat tujuh lapis bumi dan langit. Dari Seh Nata Ula, Syarif Hidayat mendapatkan cincin mamlukat. Ketika bertarung di Pulau Majeti dengan Seh Nata Ula Syarif Hidayat diterbangkan angin hingga jatuh di Gunung Surandil di Tanah Jawa.
Setelah Syarif Arifin menjadi raja Mesir, Rarasantang kembali ke tanah Jawa. Dia tinggal bersama gurunya Seh Nurjati di Gunung Amparan Jati, Seh Nurjati disebut pula Seh Datul Iman atau Seh Datul Hafi.
Ketika turun dari gunung Surandil bersama-sama Seh Kamarullah yang berasal dari Cempa, ada seorang wanita pedagang roti yang memberi petunjuk jika ingin bertemu dengan Nabi Muhammad, tunggulah penunggang kuda. Tak lama kemudian, lewatlah di langit seorang penunggang kuda yang ternyata Nabi Hidir. Syarif Hidayat memegang ekor kuda tersebut, yang kemudian ditendangnya. Dia jatuh di negeri Ajrak yang diperintah oleh Jin bernama Abdussalam. 
Syarif Hidayat diberi dua buah kalmuksan. Karena nikmatnya dia miraj ke langit. Di langit pertama, kedua dan ketiga Syarif Hidayat melihat banyak malaikat. Di langit keempat, dia bertemu dengan Nabi Isa. Di langit kelima dia melihat malaikat Jabroil, Minkail, Israil dan Ijrail. Di langit keenam dia bertemu dengan Nabi Adam, Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Di langit ketujuh dia menyebrangi jembatan siratal mustakim dan talmin. Kemudian naik lagi ke Loh Kadam dan Jalal Arasy Kursi. Kemudian dia sampai di tempat yang bercahaya. Di situ Syarif Hidayat bertemu dengan Nabi Muhammad.
Di antara Syarif Hidayat dengan Nabi Muhammad terjadi dialog tentang agama, syahadat, syariat, martabat, sifat zat, arasy kursi, dinding jalal, wot siratal mustakim, surga dan neraka. Setelah selesai memberikan penjelasan, Syarif Hidayat disuruh segera pulang. Sebagai tanda, dia diberi jubah sebagai pengangkatan menjadi wali sejagat dan diberi nama Sunan Jati Purba. Ketika sadar dia masih berada di dalam mesjid Ajrak.
Dia kembali ke tanah Jawa menemui ibunya di Gunung Amparan. Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi para wali untuk menyamakan ajaran agama Islam dan hakikat kalimat syahadat. Lamanya Syarif Hidayat menyebarkan kalimah syahadat adalah 63 tahun.
Syarif Hidayat diuji kepandaiannya oleh raja Cina. Dia diminta meramal isteri raja Cina yang pura-pura mengandung. Dikatakannya bahwa bayi yang berada dalam kandungan adalah perempuan. Karena dianggap berbohong, Syarif Hidayat dibuang ke dalam laut. Setelah isteri raja Cina membuka bokor yang diletakan di perutnya, ternyata dia benar-benar mengandung. Anaknya yang dilahirkan benar seorang perempuan. Anak itu tidak mau menyusu kepada ibunya. Setelah berumur 12 tahun anak itu menyusul Syarif Hidayat ke dalam laut, dan di sana bertemu dengan Nabi Hidir.
Indang Geulis, istri Wulangsungsang mempunyai anak perempuan yang bernama Pakuwati. Pakuwati dikawinkan dengan Syarif Hidayat. Mereka pindah dari gunung Amparan ke Kawedrahan.
Tumenggung Suryadewangga atau Tumenggung Tuban mempunyai dua orang putra, yaitu Raden Syahid Abdurrahman dan Arsawulan. Syahid Abduraahman ingin mengetahui hal-hal setelah meninggal. Harta kekayaan habis sehingga untuk selamatan wafat ayahnya ia menjual negara kepada patihnya, seharga 2000 dinar. Dengan uang itu ia pergi ke pasar. Ketika tiba di pasar ada seorang kakek yang mengatakan bahwa jika Syahid Abdurrahman ingin menjadi wali, belilah dongengnya seharga 2000 dinar. Kakek itu berceritera bahwa ia jangan membuka rahasia pribadi, jangan menolak rezeki, jangan tidur bila mengantuk, jangan makan sebelum waktunya, jika kawin harus menahan nafsu pada malam pertama jangan digauli, dan jangan mandi pada tengah hari.
Dengan mentaati dongeng kakek tersebut, Syarif Abdurrahman selamat dari kematian atas fitnahan karena memperkosa istri raja, dan selamat atas kematian karena kawin dengan ratu Rara Narpati (yang di malam pertama selalu membunuh suaminya).
Arsawulan pergi mengembara. Dia mempunyai anak yang diberi nama Ki Talangas, yang ditipkan kepada raja Erum, yang kemudian ditipkan ke Ki Derma surya. Kemudian ia dikenal sebagai Pangeran Dermayu atau Pangeran Darajat, atau Pangeran Darmakusumah.
Nama-nama yang menyebarkan agama Islam adalah Seh Bayanullah (Sunan Gunung jati); Cakrabumi, (Wulangsungsang, Kuwu Sangkan, Somadullah, Abdul Iman, Sunan Karawelang): Syarif Hidayat (Sinuhun Kangjeng Cirebon); Sunan Giri Gajah. Seh Syahid Abdurrahman (Seh Kamarullah, Lokajaya, Sunan Bonang, Sunan Kali); Seh Benting, Seh Kambangan (Sunan Kudus); Pangeran Kendal (Sunan karang Kendal, Sunan Katon); Pangeran Madum.
Syarif Hidayat berusaha mengislamkan Prabu Siliwangi Raja Pajajaran itu dengan kesaktiannya, karena tidak mau masuk Islam, mengubah kerajaan menjadi hutan. Dengan kesaktian pula Syarif Hidayat mengubah para penghuninya menjadi harimau, yaitu mereka yang tidak mau masuk Islam.
Dalam penyebaran Islam, para wali berperang dengan kerajaan Majapahit, Raden Patah yang masuk Islam berperang dengan asiknya Husen atau Dipati Terung. Majapahit masuk Islam. Raden Fatah diangkat menjadi Sultan Demak dan dikawinkan kepada anak Syarif Arifin yang bernama Nyi Pulung Nyana. Raden Patah dikenal pula sebagai Pangeran Bintara.
Kerajaan Galuh yang sebelumnya tidak mau masuk Islam berperang dengan para wali. Kemenangan berada di pihak Islam dan Galuh pun masuk Islam.
Silsilah Kangjeng nabi adalah Nabi berputera Siti Fatimah, berputera Baginda Husen, berputra Japar Sidik, berputera Jenal Abidin, Beputera Kabir, berputera Japar Sidik, berputera Jenal Kabir, berputera jumali Kabir, berputera Sang Nata Ratu Mesir, berputera Kangjeng Sunan purba Gunung Jati.

Wawacan BABAD SUMEDANG A


Geusan Ulun yang menjadi raja di Sumedang masih keturunan Prabu Siliwangi, raja Pajajaran. Namun menurut silsilahnya juga masih ada hubungan saudara dengan Pangeran Girilaya dari Cirebon.
Geusan Ulun pergi menuntut ilmu di pesantren Demak. Ketika dalam perjalanan pulang ke Sumedang, ia mampir di Cirebon dan bertamu kepada Pangeran Girilaya. Permaisuri Pangeran Girilaya bernama Harisbaya, melayani Geusan Ulun atas perintah suaminya. Harisbaya jatuh cinta pada Geusan Ulun dan berusaha menggoda. Cinta harisbaya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan sebab geusan Ulun pun menaruh hati. Pada suatu malam berikutnya, Harisbaya dibawa lari oleh geusan Ulun ke Sumedang
Pasukan tentara dari Cirebon segera mengejar. Terjadilah perkelahian. Namun tentara Cirebon tidk berhasil merebut kembali Harisbaya karena pasukan Sumedang yang dipimpin oleh Sayang Hawu berperang dengan penuh keberanian.
Serangan kedua kalinya dilaksanakan oleh pihak Cirebon setelah terlebih dahulu mengirimkan beberapa orang mata-mata. Korban peperangan dari kedua belah pihak cukup banyak, akhirnya peperangan antara Cirebon dan Sumedang ini dapat diselesaikan dengan jalan damai, yaitu dengan cara membicarakan yang menjadi pokok masalah. Karena Ratu Harisbaya menolak kembali ke Cirebon dan tetap mencintai Geusan ulun. Pangeran Girilaya bersedia melepaskannya dan menyerahkannya kepada Geusan Ulun. Sebaliknya, sebagai imbalan Geusan Ulun harus rela menyerahkan daerah Majalengka yang pada saat itu termasuk wilayah sumedang, menjadi wilayah Cirebon.
Ibu kota kerajaan sumedang dipindahkan dari Kutamaya ke Dayeuh Luhur. Perpindahan ini sebenarnya tidak usah terjadi andaikata tidak ada kesalahan komunikasi antara geusan Ulun dengan panglima-panglima perangnya. Namun oleh para panglima perpindahan ini dianggap untuk menghindarkan serangan total dari pasukan Cirebon, kalau-kalau tidak tunduk pada perjanjian.

Wawacan BABAD SUMEDANG B


Cikal bakal penduduk Pulau Jawa, termasuk Sumedang bermula dari Galuh dan kemudian Pajajaran. Bangsawan Sumedang sendiri, pada satu pihak (pada garis ibu) merupakan keturunan Prabu Siliwangi, raja Pajajaran; pada pihak lain (dari garis ayah) keturunan Sunan Gunung Jati, Sultan di Cirebon.
Pernikahan putri Linggawastu dari Sumedang dengan Pangeran Pamelekaran, cucu Sunan Gunung Jati dari Cirebon melahirkan putera yang kelak menjadi bupati Sumedang pertama yang beragama Islam (Pangeran Santri). Pernikahan tersebut merupakan tahap awal proses Islamisasi penduduk daerah Sumedang.
Panembahan Senapati menduduki tahta di kerajaan Mataram. Ia yang telah beragama Islam merupakan keturunan raja Majapahit. Pada masa itu, Pasundan berada di bawah kuasa Mataram, termasuk Sumedang yang diperintah oleh Pangeran Kusumah Dinta (Pangeran Santri). Bupati Sumedang digantikan oleh putranya, bernama Pangeran Kusumah Dinata pula. Tetapi bupati ini lebih terkenal dengan julukan Pangeran Geusan Ulun.
Ceritera mengenai Pangeran Geusan Ulun mendapat tempat yang lebih luas dalam naskah Babad Sumedang B ini, terutama ceritera yang berhubungan dengan pernikahan Pangeran Geusan Ulun dengan ratu Harisbaya. Selanjutnya diceritakan mengenai pemerintahan para bupati Sumedang sampai Bupati Pangeran Sugih yang masih memerintah pada waktu naskah ini disusun (1920/1921). Dalam menceritakan pemerintahan tiap-tiap bupati itu, dikemukakan tentang istrinya, putra-putranya dan peristiwa-peristiwa yang dianggap sangat penting, diceritakan secara panjang lebar.
Ada enam ceritera di dalam babad ini yang dituturkan secara luas dan panjang lebar. Keenam ceritera itu adalah ceritera Pangeran Geusan Ulun, ceritera Dipati Ukur yang terjadi pada masa pemerintahan bupati keenam, Panembahan Sumedang, ceritera Cilik widara yang menduduki ibu kota dan menguasai sebagian daerah Sumedang, masih pada masa pemerintahan Bupati panembahan sumedang, ceritera Asep Jamu dan Asep Ema yang nantinya masing-masing menjadi bupati Sumedang dengan sebutan populer Pangeran Kornel (199 -1826) dan Bupati Karawang serta Bupati Sukapura, ceritera pemberontakan Bagusrangin pada masa pemerintahan Bupati Pangeran kornel, dan ceritera pemberontakan Dipanegara juga terjadi pada masa pemerintahan pangeran Kornel. Sementara itu, secara keseluruhan tentang Bupati Pangeran kornel diceritakan dalam kualitas ceritera paling banyak dibandingkan dengan ceritera 18 bupati lainnya.

Wawacan BABAD NABI


Abdul Mutalib, raja Mekah, bermimpi di belakang rumahnya tumbuh pohon yang besar sekali. Tingginya melewati langit. Pohon itu bercabang keempat penjuru angin, ke barat, ke timur, ke utara dan ke selatan. Panjangnya cabang pohon tak terkira sehingga ke tepi arah angin masing-masing. Pada setiap helai daunnya ada orang yang menggantung berpegang padanya.
Ketika ditanyakan kepada semua tukang nujum dan ramal akan tabir mimpi tersebut, dikatakan oleh para peramal bahwa ia akan mempunyai seorang putera, yang dahinya terdapat nurbuat Rasulullah. Dia akan menjadi tumpuan sejagat, yang berkilauan cahayanya menerangi semesta alam.
Abdul Mutalib berputera dua belas orang. Diceritakan dua orang anaknya bernama Abdullah dan Amir Hamzah. Di antara kedua belas anaknya itu hanya seorang perempuannya, yaitu Dewi Hadijah.
Siti Hindesah, puteri raja Essam, yang hafal kitab-kitab Taurat, Jabur, Injil, dan menguasai ilmu sara serta ilmu nalar, mengetahui bahwa nurbuat Rasulullah akan diturunkan di Mekah kepada yang bernama Abdullah. Dia bersama tentara kerajaan ayahnya berkunjung ke Mekah dan membuat kemah di pinggri kota. Dia bermaksud melamar Abdullah. Lamarannya ditolak meskipun telah membagi-bagikan hadiah kepada putera raja Mekah, dia kawin dengan Abu Sofyan, yang kemudian berputera Muswiyah, yang menjadi raja Ersam.
Pada malam jum’at semua penduduk Mekah, berdoa di Kabah, memohon kepada Allah kepada siapa turunnya nurbuat Rasulullah. Terdengar suara bahwa bakal istri Abdullah adalah yang bernama Siti aminah, puteri Sulban Aburah, Bani Najr dari Madinah. Abdullah dikawinkan dengan Siti Aminah.
Ketika Aminah mengandung, setiap bulan bermimpi dikunjungi para nabi. Pada bulan pertama bermimpi bertemu dengan Nabi Adam, bulan kedua dengan Nabi Idris, bulan ketiga dengan Nabi Enuh, bulan keempat dengan Nabi Ibrahim, bulan kelima dengan Nabi Ismail, bulan keenam dengan nabi Musa, bulan ketujuh dengan nabi Daud, bulan kedelapan dengan Nabi Sulaeman dan bulan kesembilan dengan Nabi Isa. Pada saat bayi yang dikandungnya berumur enam bulan Abdullah sakit dan kemudian meninggal di Mekah.
Raja Habsah beserta tiga belas raja lainnya menyerbu Masjidilharam di Mekah. Dikatakan oleh Abdul Mutalib bahwa Baitullah adalah kepunyaan Allah. Tetapi raja Habsyi bersikeras akan menghancurkannya.
Semua orang Mekah berdoa di Baitullah, Masjidilharam agar orang Habsyi dihancurkan. Ketika orang Habsah akan menyerang Mekah datanglah bala tentara Allah yang berupa burung Sijil. Setiap ekor membawa tiga buah batu berapi yang apinya dari neraka, dua buah digenggapnya sebuah diparuhnya. Raja Habsah beserta bala tentaranya mati hancur oleh lemparan batu berapi itu.
Waktu Siti Aminah melahirkan, datanglah seekor burung yang membawa kendi berisi air dan kain. Ketika itu tiba pula empat orang wanita cantik, yaitu Babu Hawa istri nabi Adam, Dewi Anjar isteri Nabi Ibrahim, Dewi Aisah bakal istri Nabi Muhammad dan Dewi mariam, ibu Nabi isa.
Karena keistimewaan sang bayi ada 4 hal yang terjadi, yaitu Abdullah tidak mau kawin kecuali dengan Aminah, sebelum bayi dilahirkan ayahnya sudah meninggal, ada 600 wanita meninggal karena ingin dikawin Abdullah dan ketika Aminah salat di Masjidilharam semua berhala jatuh bersujud.
Ketika Aminah melahirkan, dia tidak mengeluarkan darah, tidak merasa sakit, tercium bau harum mewangi dan dari bayi keluar cahaya berkilauan. Seperti pesan para nabi, bayi yang dilahirkan aminah diberi nama muhammad. Banyak nama yang lain diberikan oleh mahluk Allah yang lain ialah Abdulrojak. Para nabi memberi nama pada bayi tersebut Abdulwahab, Jin setan dan angin menamakannya Abdurrakhman, malaikat yang ada di gunung menamakannya Abdul Malik, samudra menamakannya Abdul Mahali, ikan menamakannya Abdul Qudusi, lalat menamakannya Abdul Muhyi, binatang buruan menamakannya Abdussalam, binatang pemakan daun menamakannya Abdul malik, kitab Jabur menamakannya Halillah, kitab Injil menamakannya Nuzi, kitab seratus empat dan aksara menamakannya Ahmad. Tetapi kesemuanya menyebut bayi tersebut dengan nama Muhammad.
Karena Aminah tidak mengeluarkan air susu untuk bayinya, maka dicarilah seseorang untuk menyusui Muhammad. Istri Haris yang bernama Halimah, yang berasal dari Husen mencari pekerjaan sebagai yang menyusui bayi, meskipun air susunya hanya keluar dari yang sebelah. Banyak orang yang menolak menyusui bayi yang bernama Muhammad karena dia anak yatim, jadi tentu upahnya sedikit. Tetapi halimah tetap ingin menyusui bayi tersebut.
Dengan persetujuan Abdul Mutalib, Halimah menyusui Muhammad. Tiba-tiba air susunya menjadi subur. Muhammad menyusu dengan lahapnya. Ketika Muhammad dibawa ke Kabah, hajar aswad menghampirinya dan menciumnya.
Muhammad dibawa ke negeri husen oleh halimah. Pada waktu malam hari tak pernah menyalakan lampu karena terang dari cahaya yang keluar dari Muhammad. Pepohonan dan tanaman lainnya yang dilewati Muhammad menjadi subur. Semua buah-buhan keluar buahnya dan sangat lebat. Negeri Husen yang kering menjadi subur. Istri yang bersuami jadi mengandung.
Dalam perjalanan selalu dilindungi awan sehingga tidak merasa panas, Muhammad selalu disukai oleh semua. Badanya tegap, mukanya cakap, suaranya empuk. Bila melihat ke langit atau bumi terlihat semuanya, meskipun dari masrik sampai magrib. Bila memberi salam, tidak terhalangi, bila tertidur, semua tingkah manusia terlihat. Dia tidak pernah terlihat membuang kotoran. Bila berkeringat, keringatnya harum baunya. Muhammad selalu dijaga oleh malaikat dari segala arah, muka, belakang, samping kiri dan kanan, masing-masing tujuhpuluh malaikat.
Muhammad pernah dibawa ke Mekah oleh halimah, tetapi kemudian dibawa kembali ke Husen. Dalam perjalanan kembali ke Husen, ketika berteduh di bawah pohon bajan, tiba-tiba pohon bajan itu berbunga. Bunganya berkilauan dan harum baunya. Hal ini terlihat oleh golongan Nasoro dengan balatentaranya. Seorang padri yang memimpin kaum Nasro segera membuka kitab yang dibawanya. Dikatakannya bahwa pohon bajan tidak pernah berbunga. Pohon bajan itu akan berbunga setelah 600 tahun setelah kelahiran Nabi Isa. Bila berbunga kelak, kata kitab tersebut, tentu ada seorang anak yang bernama Muhammad, bakal seorang nabi penutup. Awan putih selalu menaungi ke mana anak itu berjalan.
Setelah kaum Nasro yakin akan tanda-tanda yang cocok dengan keadaan waktu itu, padri memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh anak tersebut karena katanya bila sudah besar dia akan menyuruh mereka berpindah agama. Ketika bala tentara akan menyerang anak itu, datanglah angin ribut. Hari menjadi gelap sehingga tidak terlihat mana kawan mana lawan. Mereka berkelahi dan berperang dengan tentaranya sendiri sehingga banyak yang tewas. Setelah hari terang, Muhammad dan rombongannya sudah tidak ada.
Ketika Muhammad sedang mengembalakan domba, dia didatangi oleh malaikat Jibril dan Mikail. Dada Muhammad dibedah, dibersihkan dari segala kotoran, dibersihkan dengan air surga. Kemudian diisikan ke dalamnya Qur’an 30 juz, syariat, tarikat, iman, tauhid, marifat Islam, dan ilmu-ilmu lain. Setelah selesai dadanya diusap dan pulih seperti sediakala kemudian diberi nama Habibullah.

Wawacan BARJAH


Ketika raja Sukadana wafat, ia meninggalkan dua orang putera bernama Jayamukti dan Barjah. Kedua putra raja ini yang satu dengan yang lainnya mempunyai sifat dan tabiat yang berbeda. Jayamukti, kakaknyamempunyai sifat kikir sehingga kaya raya. Barjah adiknya mmpunyai sifat suka menolong sesama hidup tanpa pamrih. Oleh karena itu hidupnya sederhana. Barjah dalam mengisi kehidupan ini selalu tidak senang tinggal diam, ia selalu mempelajari ilmu untuk mengisi rohani. Rahasia hidup dan kehidupan serta rahasia alam kemudian oleh Barjah dipelajari pula.
Melalui beberapa kali sayembara yang selalu dimenangkan, akhirnya Barjah menjadi raja yang berwibawa dan kaya raya. Adapun sayembara-sayembara yang pernah diikuti itu sebanyak tiga kali yaitu:
a.    Barjah berhasil mengalahkan seekor ular besar yang berbahaya dan meresahkan rakyat negara Tawangmangun. Hadiah yang dijanjikan ternyata harus ditebus dengan peperangan sebab raja Tawangmangun ingkar janji. Berkat bantuan raja jin. Barjah menang dan menerima hadiah sayembara berupa “dikawinkan dengan puteri raja”
b.    Barjah berhasil menemukan dan mengembalikan putri jin yang bernama nagawati. Putri itulah yang menjelma menjadi ular besar yang meresahkan rakyat Tawangmangun itu. Hadiah yang diterima dari sayembara ialah “Barjah dikawinkan dengan putri jin”.
c.    Barjah dapat membuktikan burung berbulu tiga warna dan dapat berbicara seperti manusia. Sayembara tersebut diadakan oleh negara Cantakapura. Burung berbulu tiga warna yang dapat berbicara itu sebenarnya adalah penjelmaan dari Barjah sendiri melalui kesaktiannya. Ilmu kesaktian yang dimiliki Barjah adalah pemberian dari raja jin. Hadiah yang diperoleh dalam sayembara itu ialah; “Barjah dikawinkan dengan putri raja Cantakapura”.

Adapun Jayamukti, kakaknya, harus hidup dalam kesengsaraan akibat dari sifat-sifatnya yang jelek. Semua harta kekayaan yang kebanyakan hasil warisan habis semua. Barjah menolong kakaknya dengan memberikan sebidang tanah dan rumah. Walaupun semasa muda Jayamukti pernah berbuat kejam terhadap Barjah, dengan cara menghina dan mencerca tatkala barjah meminjam uang, tetapi Barjah tidak membalasnya. Selain Jayamukti pernah menyakiti hati Barjah, juga pernah menyakiti hati ibunya sendiri, yaitu tatkala menagih utang yang dipinjamkan kepada ibunya. Akibat dari perbuatan Jayamukti seperti itu, menyebabkan ia menjadi peminta-minta. Namun untunglah kemudian ditolong oleh Barjah.

Wawacan BATARA KALA

         Keadaan di Sorgaloka kacau balau akibat ulah seorang puteri di bumi bernama Dewi Tanana melakukan tapabrata di Gunung Marabu. Dewi Tanana ingin bersuamikan seseorang yang suka disembah, tetapi tidak diberikan kewajiban untuk menyembah. Turunlah Batara guru dari sorgaloka karena merasa bahwa dirinyalah yang dimaksudkan oleh Dewi Tanana.
Batara Guru berubah wujud menjadi seorang raksasa ketika mengejar-ngejar Dewi Tanana. Karena melihat paha dewi Tanana, raksasa terjatuh dan meneteskan spermanya sehingga jatuh ke tanah. Raksasa sadar bahwa ia adalah Batara Guru dan berjanji tidak akan mengejar-ngejar lagi asal wujud raksasa dikembalikan ke wujud semula. Saat itu juga wujud Batara guru berubah wujud dari raksasa ke wujud semula. Kemudian Batara Guru pulang ke sorgaloka, sedangkan dewi Tanana pergi ke negerinya.
Keadaan di sorgaloka kembali tentram. Batara Narada disuruh oleh Batara guru untuk mengamankan spermanya yang jatuh ke tanah. Akan tetapi setelah sperma itu dibuang ke laut, malah menjelma menjadi seorang raksasa yang bernama Batara Kala.
Batara Kala diberi penjelasan oleh Semar bahwa Batara guru adalah ayahnya. Pergilah Batara kala ke sorgaloka menjumpai Batara guru dan minta makanan dari jenis daging manusia. Diantaranya ialah orang yang berstatus anak tunggal, orang yang berstatus kadana-kadini (hanya berdua saudara kakak beradik laki-laki dan perempuan atau perempuan dan laki-laki), orang yang berstatus nanggung bugang (kakak dan adik meninggal), orang yang berstatus budak kapencil (yang empat orang saudaranya meninggal), orang yang berstatus anak nungku (hanya tiga bersaudara, dua perempuan satu laki-laki atau sebaliknya), orang-orang yang dilahirkan pada waktu malam hari, orang-orang yang bepergian pada waktu magrib. Akan tetapi, Batara Guru memberikan larangan bahwa orang-orang yang telah “diruat” atau yang sedang berada di arena pagelaran wayang tidak boleh dimakan.
Orang-orang di bumi kalang kabut takut kepada Batara Kala. Tersebutlah ada seorang bernama Bagawan Sahiji yang memelihara dua orang anak yang berstatus kadana-kadini. Dua orang anak itu bernama Ulan Darma dan Ulan Darmi. Dikejarlah dua anak itu oleh Batara Kala. Setelah dua orang anak itu tidak ada di rumah Bagawan Sahiji, maka sembuhlah Bagawan Sahiji dari penyakitnya.
Batara Guru bingung memikirkan nasib manusia di bmi, yang takut kepada Batara Kala dan mungkin akan habis dimakan oleh Batara Kala. Maka turunlah Batara Guru dengan rombongannya ke bumi menyamar menjadi kelompok penabuh wayang. Batara Guru sendiri menjadi dalangnya dengan sebutan dalang Longlongan.
Tersebutlah Ki Ismul menanggap wayang dalang Longlongan karena mempunyai anak yang harus diruwat. Maka Ulan darma dan Ulan Darmi yang sedang dikejar-kejar oleh Batara Kala masuk ke arena panggung. Batara Kala meminta kepada dalang agar kedua anak itu diserahkan. Namun dalang menolak bahkan diterangkan bahwa kedua anak itu selamat dari kejaran Batara Kala.
Batara Kala minta kepada dalang agar diruwat. Karena tidak mempunyai uang sebagai upahnya. Batara Kala membayarnya dengan sebuah golok kepunyaannya. Bukan main senangnya Batara Kala mendengarkan ceritera ruatan itu.
Tersebutlah tetangga Ki Ismulmelahirkan. Batara Kala yang mengetahui ada anak yang dilahirkan malam hari serta merta membawa lari bayi tersebut. Akan tetapi, karena ia tidak mempunyai golok untuk menyembelihnya, ia kemudian pergi menemui dalang untuk meminta kembai goloknya. Tentu saja dalang tidak memberikannya. Dalang meminta kepada Batara Kala agar menyembeli bayi itu dalang saja. Permintaan dalang hanyalah siasat untuk merebut bayi agar selamat. Setelah sepakat bayi dipegang oleh kedua orang (dalang dan Batara Kala), direbutlah bayi itu oleh dalang sehingga bayi tersebut ada dipangkuan dalang. Terjadilah perebutan bayi dan golok. Dalang memberi peringatan bahwa Batara Kala telah dinasehati oleh Batara Guru bahwa dalam mengejar mangsa jangan memaksa dan yang berada di arena panggung wayang tidak boleh dimakan. Tetapi dalang memberi kelonggaran, golok dan bayi bisa saja diserahkan kepada Batara Kala, apabila ditebus dengan uang dan syarat lainnya. Tentu saja Batara Kala tidak sanggup menebusnya sebab tidak mempunyai uang lagi.
Batara Kala akhirnya pamit akan pergi pulang dan menyerahkan bayi dan kedua orang anak yang dikejarnya (Ulun Darma dan Ulun Darmi) kepada dalang. Dalang menasehati Batara Kala agar selalu ingat akan pepatah Batara Guru dan diperjalanan tidak boleh mengganggu siapapun. Batara Kala pergi dengan berkerudung kain kafan karena malu dan tidak mau terlihat oleh siapapun.
Dalang Longlongan kemudian membereskan segala peralatan karena pagelaran wayang telah selesai. Kemudian Ki Ismul mempersiapkan segala sesuatu persyaratan untuk meruwat anaknya. Dalang membacakan rajah, sedangkan anak yang diruwat duduk dihadapan dalang dan sesaji.

Wawacan BATARA RAMA

Dasarata, raja negeri Yogyapala mempunyai 4 orang putera, yaitu Batara Rama, Perbu Barata, Lasmana dan Turgana. Batara Rama beristrikan Dewi Sinta, puteri Perbu Janaka dari Mantilireja.

Raja Dasarta memerintahkan puteranya Batara Rama untuk menjaga para pendeta yang sedang bertapa di gunung karena mereka sering diganggu raksasa.

Setelah raja Dasarata meninggal yang berhak menjadi raja adalah Batara Rama. Tetapi Batara Rama tidak menduduki tahta kerajaan. Yang menjadi raja adalah Perbu Barata. Batara Rama pergi ke hutan bersama-sama Dewi Sinta disertai Lasmana.

Rahwana atau Dasamuka, raja Alengkadirja, mempunyai saudara tiga orang, yaitu Kombakarna dan Sirkapanaka yang berwujud rksasa serta Wibisana yang berwujud satria. Tabiat saudaranya yang berperangai raksasa buruk dan jahat, sedangkan Wibisana sifatnya sangat baik.

Rahwana menginginkan Dewi Sinta sebagai istrinya. Dia menyamar sebagai kijang yang memperlihatkan wujudnya di hadapan Dewi Sinta. Dewi Sinta minta kepada Batara rama untuk menangkapnya.

Ketika Batara rama sedang memburu kijang tersebut. Dewi Sinta ditinggalkannya beserta Lasmana. Rahwana berwujud sebagai raksasa kembali, yang kemudian mencuri dewi Sinta. Ketika Rahwana menerbangkan Dewi Sinta di perjalanan berkelahi dengan garuda yang bernama Jatayu. Rahwana mengalahkan Jatayu.

Jatayu sebagai sahabat Batara rama memberitahukan kepadanya bahwa Dewi Sinta telah dibawa Rahwana ke negeri Alengkadireja. Batara Rama pergi menuju Alengkadireja akan mengambil Dewi Sinta kembali.

Dalam penyerbuan ke Alengkadireja, Batara rama dibantu oleh Sugriwa, raja Kiskenda. Sugriwa pernah mendapat pertolongan dari Batara Rama ketika kerajaan dan istrinya direbut oleh saudaranya, Sobali. Ketika itu Sugriwa tersingkir selama belasan tahun di hutan. Batara Rama membunuh Subali dan menyerahkan kerajaan yang diambil Subali kepada Sugriwa.

Dalam perjalanan ke Alengkadireja, Batara Rama mendapat kesulitan karena negara itu berada di tengah-tengah lautan. Tentara kera dari kerajaan Kiskenda membuatkan jalan ke Alengkadireja dengan membuat tambak sehingga kerajaan raksasa itu berhasil diserbu.

Sebelum perang terjadi, terdapat perselisihan paham antara Rahwana dan Wibisana, karena Rahwana jahat dan kejam, sedangkan Wibisana baik, adil dan bijaksana. Karena pertentangan tersebut Wibisana memihak kepada Batara Rama.

Alengkadireja dapat dikalahkan. Rahwana tewas. Balatentaranya takluk. Setelah perang selesai, Wibisana naik tahta kerajaan di Alengkadireja.

Dewi Sinta bersatu kembali dengan batara Rama, ketika kembali mereka diantar oleh Sugriwa dan Wibisana beserta pasukannya. Mereka bertemu dengan Perbu Barata.

Setelah mendapat nasihat dan petunjuk dari Batara Rama, Sugriwa dan Wibisana kembali ke negaranya masing-masing.

Batara Rama menjadi kepala raja-raja pada masa itu. Dia dihormati dan disegani karena adil dan bijaksna, serta mampu memakmurkan negara.

Wawacan BETAL JEMUR

Syariah adalah seorang raja di negeri Madayun. Dia ingin agar yang hidup di dunia ini tunduk kepadanya. Tetapi dia tidak mengerti bahasa binatang dan mahluk lainnya. Untuk mencapai keinginannya, dia bertapa di dasar laut. Maksudnya berhasil dengan diberinya papagan (kulit kayu) dari Nabi Hidir. Barang siapa memakan roti dari kulit kayu itu akan mengerti bahasa binatang dan mahluk lain, seperti jin, dan bangsa halus tentu akan tunduk kepadanya.

Lukmanulhakim memakan roti dari papagan itu, sehingga dia dapat mengerti bahasa binatang dan mahluk lainnya. Tetapi, Lukmanulhakim telah menyalahgunakan ilmu dengan berusaha menghidupkan kembali orang yang mati dan membuat manusia yang telah tua menjadi muda kembali. Oleh karena itu, dia dimurkai Tuhan

Abdulmanap, raja Mekah berputera kembar siam. Setelah keduanya dipisahkan dengan pedang, anak-anaknya itu hidup, tetapi cacat. Salah seorang puteranya itu bernama Hasimunulunus menjadi raja Mekah, menggantikan ayahnya. Kemudian dia beranak dua orang, yaitu Hayati dan Abdulmutalib. Abdulmutalib inilah yang kemudian menjadi raja Mekah. Dia mempunyai 12 orang anak. Yang disebut-sebut diantaranya adalah Abutalib, Abdullah, Abas, dan yang ke-12 Amir Hamzah. Abdullah mempunyai seorang putera yang diberi nama Muhammad, yang kemudian menjadi nabi dan rasul. Jadi dalam ceritera ini Amir Hamzah adalah paman Nabi Muhammad.

Kobangsah, raja Madayun mempunyai seorang patih yang bernama Aklasajir. Patihnya ini bersahabat dengan Bakti Jamal. Bakti Jamal adalah putera Lukmanulhakim. Bakti Jamil merasa dirinya tidak akan hidup lama. Setelah diceritakan kepada Aklasajir, disuruhnya Bakti Jamal bertapa dan bersemedi selama 40 hari. Selesai bertapa Bakti Jamal berjalan-jalan dengan Aklasajir. Bakti Jamal menemukan harta peninggalan Karun. Karena Aklasajir serakah ingin memiliki semua harta peninggalan Karun itu, dibunuhnya Bakti Jamal, sehingga dia memiliki semua harta.

Sebelum meninggal, Bakti Jamal berpesan bila istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki harus diberi nama Betal Jemur. Pesan itu diterima oleh Aklasajir. Ketika istri Bakti jamal melahirkan seorang bayi laki-laki dinamailah Betal Jemur.

Betal Jemur setelah besar menuntut ilmu di pesantren. Dia mengetahui bahwa ayahnya dibunuh oleh patih Aklasajir. Oleh karena itu, Aklasajir dibunuhnya dengan kepandaian ilmu yang telah dimilikinya. Betal Jemur diangkat oleh raja menjadi patih di Madayun. Raja Madayun berputera seorang anak laki-laki, yang atas permintaan raja agar diberi nama oleh Betal Jemur, ia memberi nama bayi itu Nursewan.

Raja menanyakan Betal Jemur akan nasib anaknya kelak. Dijawab oleh Betal Jemur bahwa Nursewan tidak akan menjadi raja besar karena yang akan menjadi raja besar adalah salah seorang anak keturunan yang berasal dari negara Mekah. Dengan alasan agar anaknya kelak menjadi raja besar, raja Madayun memerintahkan kepada Betal Jemur agar membunuh semua anak yang baru dilahirkan di Mekah.

Betal Jemur datang ke Mekah. Dia tidak melaksanakan perintah raja Madayun, karena bertentangan dengan ajaran Islam. Pembunuhan kepada manusia yang tidak berdosa adalah perbuatan yang tidak dibenarkan dalam agama Islam. Betal Jemur diterima oleh raja Mekah, Abdulmutalib. Betal Jemur bersahabat dengannya.

Sebelum pulang ke Madayun. Betal Jemur diminta memberi nama kepada anak raja Mekah yang baru dilahirkan. Anak itu oleh Betal Jemur diberi nama Amir Hamzah.

Kobangsah, raja Madayun, telah digantikan oleh puteranya yaitu Nursewan. Betal Jemur pulang ke Madayun dan menjabat lagi sebagai patih kerajaan Madayun.

Amir Hamzah bersahabat baik dengan Umarmaya. Mereka bersama-sama menuntut ilmu di pesantren. Ketika masa kanak-kanak Amir Hamzah dan Umarmaya sering menentang keadaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti merusak berhala yang disembah oleh masyarakat Mekah waktu itu.

Raja Mekah mengutus putera-puteranya untuk mengirimkan upeti ke raja Yaman. Di tengah perjalanan barang-barang upeti itu dirampok oleh raja Maktal. Setelah mendengar berita itu, Amir Hamzah dan Umarmaya datang menolongnya, dan harta serta barang upeti itu didapatkannya kembali. Raja Maktal tunduk kepada Amir Hamzah dan ia masuk Islam.

Amir Hamzah dan Umarmaya mengikuti rombongan ke Yaman. Setibanya disana, mereka memisahkan diri dari rombongan. Dengan menimbulkan kemarahan raja Yaman, terjadilah peperangan antara Umarmaya dan Amir Hamzah dengan raja Yaman. Raja Yaman kalah. Setelah takluk, raja Yaman masuk Islam.

Amir Hamzah dan Umarmaya pulang ke mekah karena mendengar kabar bahwa mekah diserbu musuh. Banyak musuh yang menyerbu ke Mekah diantaranya dari Kebar yang dipimpin Usam, dari Kalkarib dipimpin oleh Umarmadi, dan kerajaan Hatab. Mereka akhirnya dapat dikalahkan dan banyak kerajaan yang takluk kepada Amir Hamzah dan mereka menyatakan masuk Islam.

Setelah mendengar bahwa banyak kerajaan yang takluk ke mekah, membuat iri raja Nursewan dari Madayun. Amir Hamzah diundang oleh Nursewan, tetapi menolak karena tidak merasa tunduk kepada kerajaan Madayun. Dengan permintaan Betal Jemur, patih Madayun yang diminta pertolongannya oleh Nursewan, Amir Hamzah mau datang ke Madayun. Baik Nursewan maupun Amir Hamzah menganggap ayah kepada Betal Jemur, karena mereka diberi nama ketika lahir oleh Betal Jemur.

Banyak persoalan di kerajaan Madayun, diselesaikan dengan bantuan Amir Hamzah, seperti kerusuhan Bahrom yang merasa ditipu oleh Ketaham. Korban dan Ketaham yang menentang kehadiran Amir Hamzah di Madayun, dapat dikalahkan oleh Amir Hamzah dan akhirnya tunduk, serta masuk Islam. Amir Hamzah mendapat kepercayaan dari raja Nursewan dan mendapat kedudukan yang baik di Madayun.

Wawacan BUDIMAN

Jaman dahulu kala, semasa agama islam mulai berkembang di tanah Arab hidup seorang pemuda bernama Budiman. Anak muda ini berasal dari keluarga sederhana, tetapi mempunyai banyak teman, karena kelakuannya yang sangat baik. Ia sangat taat menjalankan perintah agama, bersembahyang lima waktu tak pernah ketinggalan. Di samping itu, ia pun selalu membantu kepada setiap orang yang memerlukan pertolongan, baik diminta maupun tidak. Dalam menghadapi maslah apa saja, sebelum bertindak ia selalu berpikir terlebih dahulu, apakah sesuai dengan ajaran agama atau tidak, apakah pekerjaan itu halal atau haram hukumnya, apakah sesuai dengan tuntunan Nabi yang melanjutkan perintah Allah.

Dikatakan di negeri itu memerintah seorang raja yang sangat dolim, bernama Raja Napsu. Ia memerintah secara sewenang-wenang dan bertindak sangat kejam kepada rakyatnya yang dianggap melawan dan berbahaya. Entah sudah berapa ribu rakyat dipenggal lehernya oleh algojo atas perintah raja dan entah berapa ribu lagi rakyat yang dipenjara tanpa pengadilan terlebih dahulu.

Dalam keadaan begini, Budiman tampil sebagai pembela kebenaran, ia tidak gentar menghadapi angkara murka, kekejaman yang dilambangkan oleh raja Napsu. Peperangan ini berjalan sangat lama, karena raja dibantu oleh teman-temannya dan hamba sahaya yang sekongkol mementingkan hawa napsu darpada kebenaran. Tetapi, dengan tekun dan pantang mundur, lawan demi lawan dapat dikalahkan, dan akhirnya Budiman dpat membunuh raja Napsu yang lalim. Budiman yang lemah tidak mempunyai senjata yang hebat seperti Raja Napsu, keluar sebagai pemenang berkat keyakinan ilmu, memiliki keimanan terhadap Allah yang teguh, dan banyak beramal. Tiga pokok ajaran agama inilah yang merupakan senjata Budiman dalam menghadapi musuhnya, yaitu raja Napsu.

Sebagai imbalan, ia mendapat hadiah dari Allah Ta’ala, berupa tempat yang indah tiada taranya, penuh kebahagiaan yaitu sorga.

Wawacan CUMINA

Pada jaman dahulu kala, adalah sebuah kerajaan yang subur makmur loh jinawi bernama kerajaan Arumningrat. Banyak rakyat yang senang tinggal di kerajaan ini karena tenang mengabdi kepada ratu negara yang bijaksana dan adil palamarta walaupun ia seorang wanita. Kelebihan ratu kerajaan Cumina itu tiada lain adalah kecantikannya yang tiada tandingannya.

Kecantikan ratu Cumina itu membawa akibat mengalirnya raja-raja dari negara-negara tetangga yang datang melamar. Di satu pihak rakyat senang karena rombongan raja itu sering berbelanja, di pihak lain kadang-kadang membawa malapetaka bila lamaran sang raja ditolak sehingga sering dagangan rakyat berantakan dipakai melampiaskan kemarahan.

Di antara raja-raja yang diterima lamarannya adalah putera raja Astinalaya. Berita diterimanya lamaran putera raja Astinalaya itu sampai kepada raja Lodrayana. Ia sangat marah dan menyatakan perang kepada raja Astinalaya. Dalam peperangan ini raja Astinalaya dapat mengalahkan Raja Lodrayana.

Belum lagi tentang keadaan negeri Cumina selesai dari peperngan tadi, datang lagi serangan dari kerajaan lain, yaitu dari negara Banjar Patroman. Serangan ini dilakukan oleh kerajaan Banjar Patroman dengan sangat mendadak, dengan maksud sementara raja Astinalaya menghadapi raja Lodrayana, ia dapat leluasa menyerang Ratu Cumina. Rencana ini meleset karena raja Astinalaya sudah terlebih dahulu mengalahkan Raja Lodrayana.

Dengan demikin, serangan Banjar Patroman dilawan oleh kerajaan Cumina dengan dibantu oleh kerajaan Astinalaya. Dalam peperangan ini kerajaan Cumina dapat mengalahkan raja Banjar Patroman. Sehingga ratu Cumina dapat memerintah dengan aman. Rakyat dapat hidup dengan tenang dan damai.

Wawacan DANUMAYA

Tersebutlah negara Geulangkancana dirajai oleh Panji Barata. Oleh karena ada kabar angin bahwa negara Geulangkancana akan diserang oleh negara Kelung, maka diutuslah Danumaya putera mahkota pergi ke negara Keling agar diselidiki kebenaran berita tersebut. Sebagai siasat, Danumaya pura-pura menengok Nini dan Aki Sari yaitu orang tua yang pernah mengurus Panji Barata pada waktu dulu.

Di perjalanan Danumaya sempat menyelamatkan Erum Ningrat puteri Pangeran Cakradiningrat dari Mataram. Erum Ningrat diculik oleh Pakis dari negeri Jin. Melalui perkelahian yang cukup sengit, Danumaya dapat mengalahkan penculik dan mengembalikan Erum Ningrat ke mataram. Erum Ningrat jatuh cinta kepada Danumaya, dan menghalang-halangi perjalanan Danumaya agar tidak pergi. Akan tetapi, karena Danumaya patuh kepada perintah sang ayah, godaan dari Erum Ningrat dapat dikesampiungkan. Sebagai tanda kesetiaan, Danumaya menyerahkan cincin bertuah kepada Erum Ningrat.

Setibanya di negeri Keling, Danumaya tinggal bersama Nini dan Aki Sari. Pada waktu itu di Keling sedang sibuk mempersiapkan pesta perkawinan puteri raja keling yang bernama Sintayu dengan Gandasmiri putera patih Keling yang sedang bermusyawarah untuk siap melakukan penyerangan ke negara Gilangkancana.

Karena siasat Nini Sari, perkawinan Sintayu dengan Gandasmiri dapat digagalkan. Sintaayu mencintai Danumaya, tatkala berjumpa di Nini Sari. Hubungan akrab Sintayu dengan Danumaya menyebabkan raja keling dan semua raja yang akan menyerang negeri Gilangkancana menjadi marah. Tejadilah perkelahian antara Danumaya dengan balatentara keling. Namun, tidak seorangpun yang dapat menandingi kegagahan Danumaya. Sebagai imbalan atas kemenangan perang melawan Keling, Danumaya dikawinkan dengan Sintaayu puteri raja keling.

Tersebutlah Erum Ningrat di Mataram sangat merindukan Danumaya. Untuk mengurangi rasa rindu, Erum Ningrat melakukan tapa. Di pertapaan Erum Ningrat didatangi oleh seorang kakek yang bernama Arsamaya, yang sebenarnya seorang pendeta, kakeknya Danumaya. Dari pendeta itu Erum Ningrat mendapat petunjuk agar dapat berjumpa dengan Danumaya, dianjurkan agar menyerang negeri keling dan harus menyamar menjadi seorang laki-laki, sedangkan sebagai balatentaranya akan dikerahkan balatentara dari negeri jin.

Semua petunjuk dari pendeta Arismaya oleh Erum Ningrat dilaksanakan. Erum Ningrat menyamar mejadi laki-laki dengan nama Argawilis, yaitu nama lain dari sang pendeta. Terjadilah peperangan dengan Keling. Semua balatentara keling dapat dikalahkan oleh Argawilis, dan semua raja, patih sahabat negara Keling bahkan Danumaya sendiripun dapat ditawan.

Ketika Danumaya berada di dalam penjara, datanglah kakeknya yang menjadi pendeta itu. Diberinya Danumaya petunjuk untuk mengalahkan Argawilis. Danumaya diberi sebuah panah yang ampuh untuk mengalahkan balatentara Jin. Berkat panah tersebut bukan saja balatentara jin yang dapat dikalahkan, tetapi juga Argawilis dapat dilumpuhkan.

Akhirnya, Erum Ningrat terlaksana kawin dengan Danumaya. Akan tetapi, karena ia dikawinkan belakangan, maka menjadi istri kedua dan tetap tinggal di Mataram.

Wawacan JAKA UMBARAN

Tersebutlah kerajaan Buldansah sebuah negeri yang subur makmur. Raja Buldansah yang bernama Indrabahu mempunyai dua orang putra, yaitu Gambarkanoman dan Laelasari. Seorang raja dari negeri Tunjungbiru yang bernama Brantanggeni berkeinginan menguasai kerajaan Buldansah. Usaha yang akan ditempuh adalah dengan cara mengawini Laelasari. Maka dilamarlah Laelasari. Akan tetapi, lamaran Bratanggeni itu ditolak, akibat penolakan itu, Bratanggeni marah dan diserbunya Buldansah. Dengan cara yang tidak terlalu sukar Buldansah dapat dikalahkan sehingga menjadi negara taklukan.

Raja indrabahu bersama putera dan puterinya pergi meninggalkan keraton. Mereka mendapat suaka dari raja Darmatmaja, raja negara Yaman atau Syam. Putera raja Darmatmaja yang bernama Jaka Umbaran terpikat hatinya oleh kecantikan Laelasari. Jaka Umbaran menyatakan hasratnya ingin mengawini Laelasari. Laelasari setuju atas lamaran Jaka Umbaran asal saja diberi maskawin negara Buldansah yang dijajah oleh Brantanggeni. Keinginan Laelasari disanggupi oleh Jaka Umbaran.

Brantanggeni diperangi oleh Jaka Umbaran. Dengan susah payah Brantanggeni dapat dikalahkan sehingga Buldansah dapat direbut kembali. Setelah selesai peperangan dengan kemenangan yang gemilang di pihak Jaka Umbaran, maka dilangsungkanlah perkawinan Jaka Umbaran dengan Laelasari. Jaka Umbaran kemudian diangkat menjadi raja di Buldansah. Dari perkawinannya, jaka Umbaran dan Laelasari dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Ranggawulung.

Sabtu, 29 Mei 2010

Wawacan KUMBANG LALANA

Di negeri pandan Emas hidup seorang pendeta Rukmin. Ia beristri kepada Sekarsari dan mempunyai seorang anak perempuan bernama Sekar Kembang. Pendeta Rukmini menghilang secara ajaib saat selesai memberi fatwa kepada putrinya.

Di kerajaan Lintang Emas memerintah seorang raja muda bernama Kumbanglalana yang didampingi oleh ibunya bernama Antaningsih. Pada suatu hari Kumbanglalana permisi kepada ibunya akan pergi mencari calon permaisuri. Di sebuah taman kumbanglalana ia bertemu dengan seorang puteri yang sedang menenun. Puteri itu ternyata Sekarkembang, mereka mengikat janji dan sebelum Kumbanglalana pulang telah memberikan sebuah cincin kepada Sekarkembang. Cincin tersebut berisi jin kamal dan Jin kamil yang dapat dipanggil dimintai bantuan bila mendapat kesusahan.

Raja Sapuangin dari negeri Kerendan ingin mempunyai permaisuri. Ia pergi ke Pandan Emas akan meminang Sekarkembang. Namun, ditolak oleh puteri sebab sudah mempunyai ikatan janji dengan kumbanglalana. Sekarkembang dipaksa dibawa terbang oleh Sapuangin ke kerendan. Di Kerendanpun Sekarkembang tetap menolak dan tidak mau menyerah. Maka Sekarkembang disiksa oleh Sapuangin.

Atas pertolongan Jin Kamal dan jin kamil, Sekarkembang terhindari dari kekejaman Sapuangin dan terhempas ke sebuah tempat yang didiami seorang pendeta. Pendeta itu ternyata ayahnya sendiri yang menghilang pada waktu dulu. Dari ayahnya, Sekarkembang memperoleh azimat sakti, atas nasihat ayahnya pula Sekarkembang menyamar menjadi laki-laki menggunakan nama Gandapeweca. Berangkatlah Gandapeweca ke Kerendan. Di Kerendan Gandapeweca dapat menundukan Sapuangin sehingga akhirnya ia diangkat menjadi raja

Di pandan emas, Sekarsari sangat merindukan anaknya. Ia mencari anaknya dengan arah tak tentu tujuan. Ketika Sekarsari sedang mandi di sungai, ia terbawa hanyut sampai ke laut. Di laut Sekarsari ditolong oleh kura-kura putih jelmaan suaminya. Kemudian seorang pencari ikan bernama Legawa menolong dan membawanya pulang ke rumahnya. Legawa adalah bekas pejabat keraton Kerendan yang dipecat karena difitnah oleh seorang temannya.

Kumbanglalana pergi ke Pandan emas akan menjumpai Sekarkembang. Ketika mendengar kekasihnya dibawa lari oleh Sapuangin. Kumbanglalana pergi ke Lintang Emas dan membawa pasukan untuk kemudian menyerang negeri Karendan. Terjadilah pertarungan antara Lintang emas dan Kerendan. Padahal pada waktu itu raja karendan adalah sekarkembang yang menyamar menjadi Gandapeweca. Ketika Kumbanglalana menyerah kalah, Gandapeweca menyingkapkan tabirnya. Maka kemudian mereka menikah dan memerintah di Kerendan. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Panjilalana.

Ketika di Karendan sedang berlangsung pesta pernikahan Sekarkembang dengan Kumbanglalana, ada pencuri menyusup ke keraton. Barang curiannya diletakkan di depan rumah Legawa, kemudian Legawa ditangkap. Akan tetapi, karena tidak terbukti bersalah Legawa dibebaskan dan diangkat menjadi menetri negara di keraton. Sejak saat itu Sekarsari berkumpul kembali dengan Sekarkembang, menantu dan cucunya.

Tersebutlah negeri Atas angin diperintah oleh seorang ratu jin bernama Wirasati. Karena usaha menguna-gunai panjilalana tidak berhasil, dengan berbagai kelicikan dapat membawa Kumbanglalana dan Sekarkembang pergi menyusul orang tuanya ke negeri Atasangin. Akan tetapi, di tengah perjalanan ditangkap oleh seekor burung garuda yang sedang mencari mangsa.

Andrawati puteri raja Selawaja dari kerajaan Bantarasih dicuri pula oleh burung garuda yang lain, dan bertemu dengan burung garuda yang membawa Panjilalana. Kedua ekor burung garuda itu bertarung karena masing-masing merasa takut barang curiannya direbut. Karena mereka berkelahi sambil membabi buta, menyebabkan lupa pada barang bawaannya masing-masing sehingga Panjilalana dan Andarwati jatuh ke sebuah samudera. Kedua orang itu dapat menyelamatkan diri sehingga tibalah di perbatasan Syekh Ibrahim. Oleh Syekh Ibrahim mereka diberi beberapa azimat kesaktian. Kemudian Panjilalana menyamar menjadi seorang kakek-kakek yang bernama Muletmaja dan Andarwati menyamar menjadi seorang anak kecil yang bernama Muletsari. Mereka kemudian berangkat ke Atas angin untuk menuntut balas.

Negeri Atasangin diserbu oleh Kerendan dan oleh Muletmaja serta Muletsari. Wirasati raja negeri Atasangin dapat dikalahkan oleh Muletmaja dan Kumbanglalana beserta istrinya dapat dikembalikan kepada wujud semula. Muletmaja dan Muletsari pun berubah wujud kembali. Andarwati pulang ke Bantarasih diantar Panjilalana. Mereka kemudian menikah.

Andarwati diculik oleh patih dari negeri Atasawon yang dirajai oleh ayah Wirasati. Andarwati akan dijadikan obat Wirasati karena sakit tatkala berperang dengan Muletmaja. Andarwati dapat ditolong oleh Panjilalana dan Syekh Ibrahim. Akhirnya, mereka pulang kembali ke Bantarasih dan disana memegang tampuk pemerintahan.

Wawacan LAYANG SEH

Sayidina Ali bin Abi Talib, salah satu sahabat Nabi Muhammad, mempunyai keturunan yang bernama Abu Soleh. Abu Soleh beristeri Fatimah yang kemudian mempunyai anak yang bernama Seh Abdul Kodir Jaelani, yang dilahirkan pada tahun 470 Hijrah di Jaelan. Nama Jaelan diambil dari nama tempat kelahirannya.

Kakek Seh Abdul Kodir Jaelani mempunyai nama Jaelan. Oleh karena itu, keturunannya dapat juga mempunyai nama Jaelani.

Seh Abdul Kodir Jaelani mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Abu Ahmad dan seorang bibi yang bernama Dewi Aisah. Keduanya mempunyai kepandaian ilmu yang tinggi dan mempunyai jiwa yang sakti

Pada waktu kanak-kanak, Seh Abdul Kodir jaelani belajar membaca Al Qur’an sehingga hapal di luar kepala. Kemudian dia belajar berbagai ilmu agama Islam kepada berbagai guru. Seh Abdul Kodir Jaelani berguru fikih kepada ulama terkenal yang bernama Abdul Wapadi, berguru ilmu hadis kepada Abi Golib dan Seh Muhammad bin Hasan Mubarok, berguru ilmu nahu kepada Abu Kosim bin Muhammad, berguru ilmu mantek, maani dan logat kepada Seh Jakaria Yachya, berguru ilmu tata krama sopan santun kepada Hujatul Aripin. Selain itu, masih banyak lagi guru yang terkenal dan ulama ahli marifat yang mengajarkan ilmunya kepada Seh Abdul Kodir Jaelani.

Kecerdasan dan kepandaian Seh Abdul kodir Jaelani mengguli teman-teman seperguruannya. Bahkan, dia dapat melebihi kepandaian guru-gurunya. Ada seorang guru yang belum sempat diserap ilmunya, yaitu Imam Rapii, karena sebelum menyelesaikan pelajarannya guru itu telah meninggal dunia. Ketika para ulama di Bagdad mencari pengganti Imam Rapii, maka pilihan jatuh kepada Seh Abdul Kodir Jaelani.

Dia menjadi guru agama untuk seluruh Bagdad. Mazhab yang dianutnya adalah mazhab Imam Hambali. Kemudian seh Abdul Kodir jaelani terkenal sebagai seorang wali. Hal tersebut diterangkannya kepada salah seorang yang bertanya kepadanya. Dia mengatakan bahwa dia telah merasa diangkat sebagai wali ketika dia berumur 10 tahun. Ada malaikat yang melarang bermain dengan anak-anak yang lain dan mengatakan kepada mereka bahwa tempat ini harus dikosongkan, berikan kepada Seh Abdul Kodir jaelani sebagi waliyullah.

Ketika Seh Abdul Kodir sedang bermain-main di kampung Jaelan, ada suara yang berkata:”Hai Muhidin yang diberkahi”. Ketika sedang berada di dalam kamarnya terdengar pula suara gaib yang mengatakan bahwa dia (suara itu) tidak senang kepada orang yang melakukan pekerjaan yang tidak baik. Segeralah memohon petunjuk kepada Allah yang pengasih dan penyayang.

Hikayat 1
Pada waktu Seh Abdul Kodir dilahirkan, dia tidak mau menyusu karena hari itu adalah hari permulaan saum. Penduduk Jaelan hari itu mulai bersaum Ramadan.

Hikayat 2
Pada suatu waktu terdengar suara gaib oleh Seh Abdul Kodir Jaelani, “Aku yang mengadakan dan meniadakan, janganlah engkau mengantuk, bukankah ada yang sedang kau tunggu. Bila ingin tidur, tidurlah di tempatnya, bila tidak, bisa lupa kepada Yang MahaKuasa.

Hikayat 3
Seh Abdul Kodir Jaelani menerangkan kepada masyarakat bahwa mereka jangan berbuat yang tidak baik, yang terkutuk dan jangan berbohong. Hal seperti itu dilakukannya sejak ia kecil.

Ada seekor sapi yang berkata kepadanya bahwa dia dikasihi Allah. Janganlah terlalu senang bermain sebab tidak izin Allah. Setibanya di rumah, dia mohon ijin ibunya untuk pergi ke Bagdad untuk berguru kepada para wali dan memohon doa kepadanya. Ibunya berpesan agar jangan berbuat bohong. Seh Abdul Kodir Jaelani diberi uang wasiat dari ayahnya sebanyak 40 dinar.

Di tengah perjalanan dia dicegat perampok. Ketika ditanya oleh perampok membawa apa, dia menjawab membawa uang 40 dinar. Ketika ditanya lagi mengapa dia berterus terang, dijawabnya bahwa ibunya telah berpesan jangan berbohong. Atas kejujuran Seh Abdul Kodir Jaelani, perampok itu takluk kepadanya.

Hikayat 4
Seh Abdul Kodir datang berguru kepada salah seorang ulama yang bernama Seh Abdul Wapa. Tetapi, dia ditolaknya. Dia datang lagi untuk kedua kalinya, yang kemudian ditolaknya pula. Pada ketiga kalinya, dia dirangkul oleh Seh Wapa dan dikatakannya kepada murid-muridnya bahwa murid baru itu adalah waliyullah.

Oleh gurunya, dia diberi barang-barang pusaka yang berupa sajadah, tasbih dan tongkat. Gurunya berpesan agar berbuat kasih sayang terhadap sesama umat manusia dan orang tua.

Hikayat 5
Dalam perjalanan ke Bagdad, di tengah hutan Seh Abdul Kodir bertemu dengan Seh Abdullah beserta anaknya. Mereka akan pergi ke Seh Gaos. Seh Abdul Kaodir Jaelani bermaksud berguru memohon ilmu kepada Seh Gaos, sedangkan Seh Abdullah beserta aaknya bermaksud mengadu ilmunya dengan Seh Gaos.

Seh Gaos telah mengetahui maksud mereka, yang kemudian berkata bahwa Seh Abdul Kodir Jaelani akan menjadi wali, sedangkan Seh Abdullah beserta anaknya kelak akan sengsara. Ternyata ramalan itu benar terjadi.

Hikayat 6
Suatu ketika Seh Umar Kemani dan Seh Umar Bajaj melihat ada seseorang yang bertanya kepada Seh Abdul Kodir Jaelani mengapa dia disebut Seh Muhidin. Diceritakannya bahwa ketika di Bagdad ada seorang yang berpenyakit kudis dan berbau amis minta ijin duduk di dekat Seh Abdul Kodir Jaelani, tiba-tiba kudisnya hilang, dia menjadi sehat dan kulitnya bercahaya. Orang tersebut berkata bahwa Seh Abdul Kodir Jaelani akan menyemarakkan agama Allah. Orang itulah yang memeri nama kepadanya Seh Mugidin.

Hikayat 7
Seh Arip menceritakan bahwa ketika Seh Abdul Kodir Jaelani menyepi, datang segerombolan setan mengganggu. Dia tidak terganggu, malahan setan-setan itu cersujud dan pergi mejauh.

Hikayat 8
Seh Abdul Rojak menceritakan kepada teman-temannya bahwa pada suatu ketika Seh Abdul Kodir Jaelani shalat. Tiba-tiba di atas sajadahnya ada seekor ular, yang kemudian melilitnya pada tangan dan lehernya. Setelah selesai shalat, ular itu menghilang.

Keesokan harinya ada seorang laki-laki yang berkata, bahwa dia adalah jin yang berupa ular yang semalam mengganggunya. Dikatakannya bahwa dia baru bertemu dengan wali yang sangat luhur seperti Seh Abdul Kodir Jaelani. Dia bertobat dan tidak akan mengganggu lagi

Hikayat 9
Abu Isa bin Muhammad dan Abu Hasan bin Ibrahim menceritakahn bahwa, Seh Abdul Kodir Jaelani selama 15 tahun, setiap selesai sholat, Isa selalu mebaca Al Qur’an hingga subuh, dan selama 25 tahun setiao malam suka mengunjungi hutan.

Suatu ketika dia bertemu dengan Nabi Hidir di hutan. Nabi Hidir melarangnya pergi ke hutan dan harus menunggunya selama setahun. Permintaan itu ditaatinya. Ketika datang kembali, Nabi Hidir memberinya roti dan mentega

Hikayat 10
Seh Ajhari dan Seh kobari menceritakan pengalaman ayahnya yang pergi bersamsama dengan seh Idi. Di tengah perjalanan bertemu dengan Seh Idi. Di perjalanan bertemu dengan wanita yang miskin memberikan roti untuk Seh Abdul Kodir Jaelani. Kemudian diketahui bahwa wanita itu seorang wanita gaib yang memuliakan dan menguji keluhuran Seh Abdul Kodir Jaelani.

Hikayat seluruhnya berjumlah 100 buah, yang dapat disingkat menjadi 33 hikayat. Seluruh hikayat menggambarkan keluhuran budi Seh Abdul Kodir Jaelani yang tidak ada cacatnya, yang menunjukkan sifat-sifat baik menjadi tuntunan agama Islam.

Wawacan PANGANTEN TUJUH

Riwayat ini diceritakan oleh Anas bin Malik Rodiallahu Ta’ala. Pada suatu hari Rasulullah dihadapan para Muhajir, Soha dan Ansor. Seorang sahabat bertanya perihal makna hari Jum’at. Rasulullah menjelaskan bahwa hari Jum’at adalah hari silah dan nikah. Para sahabat meminta penjelasan lebih lanjut mengenai masalah tersebut

Hari Jum’at digunakan untuk hari perkawinan:

a. Pernikahan Nabi Adam dengan Babu Hawa.
Nabi Adam merasa kesunyian berada di surga. Pada suatu ketika, Nabi Adam sedang tidur, Tuhan memerintahkan malaikat Jibril untuk mengambil sebagian tulang rusuk kiri Nabi Adam. Tulang itu kemudian dijelmakan oleh Allah menjadi seorang wanita cantik diberi nama Babu Hawa. Allah memerintahkan para malaikat dan bidadari agar mempersiapkan perkawinan Adam dan Hawa. Babu Hawa tidak memperlakukan Nabi Adam sebagai suami sebelum menyerahkan mas kawin. Setelah Adam membaca solawat pada rosul terakhir, yaitu Muhammad, maka barulah Hawa sah dinikahi. Hari perkawinan Nabi Adam dengan Hawa, dijelmakannya Hawa menjadi wanita cantik dan diturunkannya Adam dan Hawa di padang Arafah setelah berpisah selama 100 tahun adalah pada hari Jum’at

b. Perkawinan Nabi yusuf dengan Julaeha
Nabi Yusuf menjadi budak belian Mesir. Julaeha isteri raja mencintai Nabi Yusuf. Julaeha menarik baju Yusuf hingga sobek sebab mau mengajak berbuat serong, nabi Yusuf menolak. Perbuatan julaeha terhadap Yusuf diketahui raja. Tapi karena Julaeha melaporkan lain, maka Yusuf dipenjara selama 13 tahun

Nabi Yusuf akhirnya menjadi raja. Ketika bertemu dengan Julaeha, Yusuf menolak cinta Julaeha sebab sudah nenek-nenek. Julaeha sakit hati atas perlakuan Yusuf, maka pergilah Julaeha ke hutan. Di hutan, atas petunjuk seorang kakek, Julaeha mandi di sebuah pancuran. Setelah mandi badannya berubah wujud menjadi seorang wanita muda yang cantik.

Nabi Yusuf melihat kecantikan Julaeha tertarik hatinya. Tapi Julaeha menolak dengan alasan sudah nenek-nenk. Kemudian atas bantuan maharaja Rayan bin Walid, Nabi Yusuf kawin dengan Julaeha. Perkawinan itu dilangsungkan pada hari Jum’at

c. Perkawinan Nabi Musa dan Sopura
Musa dapat meloloskan diri dari kepungan pembunuhan oleh kakitangan Raja Firaon di Mesir. Dalam perjalanan tak tentu tujuan, Musa datang di tanah Madyan. Di Madyan, Nabi Musa berjumpa dengan puluhan orang penggembala yang terdiri atas anak laki-laki dan perempuan. Di antara penggembala itu ada dua anak perempuan kakak beradik putera Nabi Sueb yang bernama Siti Mursilah dan Sorupa.

Ketika anak-anak gembala kesulitan air untuk minumnya kambing-kambing, Musa dapat menggulingkan batu besar yang ternyata penutup sumber air. Maka air bersih mengalir dengan derasnya dan ternakpun dapat minum dengan leluasa.

Siti Mursilah dan Sorupa berceritera kepada ayahnya bahwa ada seorang anak laki-laki yang dapat menggulingkan batu besar penutup sumber air. Nabi Sueb mengetahui bahwa menurut ramalan, yang dapat menggulingkan batu besar adalah orang yang akan menjadi rosul. Maka Nabi Sueb menyuruh Sopura untuk menjemput Musa, sedangkan Siti Mursilah disuruh menyediakan makanan.

Sopura tertarik hatinya kepada Musa, dan Nabi Sueb pun meminta kepada Musa agar mengawini Sopura, puterinya. Perkawinan dilakukan pada hari Jum’at dan sebagai mas kawin, Nabi Musa sanggup menggembalakan kambing milik Sopura selama 10 tahun.

d. Perkawinan Nabi Sulaeman dengan Ratu Bulqis
Nabi Sulaeman menjadi raja dari ratu-ratu angin, jin, manusia dan binatng. Kerajaan Nabi Sulaeman bernama negeri Sam. Ayah Nabi Sulaeman ialah Nabi Daud. Nabi Sulaeman diberi mukjizat oleh Allah, yaitu mempu mendengar jarak jauh walaupun hanya berbisik

Pada suatu ketika Nabi Sulaeman melakukan perjalanan keliling negeri. Di perjalanan Nabi Sulaeman bertemu dengan Hudhud dari negeri Yaman. Oleh Hudhud diceritakan kepada Mabi Sulaeman bahwa puteri raja Yaman bernama Bulqis sangat cantik. Bulqis sendiri berasal dari ibu seorang jin. Hudhud diperintah oleh Nabi Sulaeman untuk mengirimkan surat kepada Bulqis yang isinya agar Bulqis menghadap Nabi Sulaeman. Puteri Bulqis tidak yakin bahwa Nabi Sulaeman itu utusan Allah. Maka untuk mengujinya diutuslah Patih Mandar untuk mengirimkan upeti. Menurut pendapat Bulqis, jika upeti diterima berarti Sulaeman itu raja biasa saja.

Sebelum utusan itu tiba, Nabi Sulaeman memerintahkan kepada aparatnya untuk membuat istana yang megah. Ketika utusan tiba, Patih Mandar bukan main canggungnya sebab ia tidk bisa berada di istana yang megah. Upeti oleh nabi Sulaeman ditolak dan ia tetap minta agar Bulqis datang untuk memeluk agama Allah. Bila tidak datang, Yaman akan diserbu. Maka Bulqis pun datang menghadap ke Nabi Sulaeman dan ia merasa terkejut atas keagungan istana serta merasa aneh sebab “aras” miliknya di Yaman ada di keraton Nabi Sulaeman.

Nabi Sulaeman mencintai Bulqis. Namun, seorang raja jin tidak setuju nabi beristrikan Bulqis sebab takut Bulqis mendapat keturunan dari manusia. Oleh raja jin diceritakan kepada Nabi Sulaeman bahwa Bulqis itu kakinya pendek dan tidak berjari. Setelah dilakukan pengujian oleh Nabi Sulaeman, ternyata Bulqis tidak cacat. Maka kawinlah Nabi Sulaeman dengan Bulqis pada hari Jum’at.

Nabi Sulaeman tetap menetap di Sam, sedangkan Bulqis menetap di Yaman. Bulqis pun mau memeluk agama Allah sebagaimana kehendak nabi Sulaeman

e. Pernikahan Nabi Muhammad dengan Siti Khodijah
Setelah kakeknya meninggal dunia, Muhammad dipelihara oleh Abitolib, pamannya. Atikah bibinya Muhammad berpikir bahwa Muhammad sudah dewasa dan layak beristri. Oleh karena itu, untuk biaya pernikahan, Muhammad harus bekerja.

Muhammad diterima menjadi pegawai pada perusahaan milik Siti Khodijah. Disuruhnya Muhammad menemani Maesaroh pergi berdagang ke negeri orang di luar Mekah. Maesaroh merasa aneh sebab diperjalanan awan hitam selalumembayangi kafilah sehingga teduh dan barang dagaan pun sangat cepat laku dengan untung yang berlipat ganda.

Di tempat perniagaan Muhammad, Maesaroh, teman-teman lainnya menonton perayaan di gereja. Lampu-lampu gereja berjatuhan. Menurut kepercayaan umat Yahudi kejadian tersebut pertanda di tempat itu, ada orang yang akan menjadi nabi akhir dan mengganti kepercayaan. Maka dicarinya orang termaksud untuk dibunuh. Namun Muhammad dapat meloloskan diri berkat bantuan Maesaroh.

Semua kejadian di tempat perniagaan oleh Maesaroh diceritakan kepada Khodijah sehingga Khodijah berniat menjadikan Muhammad sebagai suaminya. Semua handai taulan baik dari pihak Muhammad maupun dari pihak Khodijah menyetujui perkawinan tersebut. Maka dilangsungkan perkawinan Muhammad dengan Khodijah pada hari Jum’at

f. Perkawinan Nabi Muhammad dengan Aisah
Setelah Khodijah meninggal dunia Nabi Muhammad mengalami rasa sedih yang mendalam. Nabi Muhammad merasa bahwa wanita macam Khodijah yang sangat luhur budinya itu tidak akan ada lagi. Maka datanglah Malaikat Jabrail yang menerangkan bahwa Allah telah mengawinkan Muhammad di langit ke tujuh dengan Siti Aisah puteri Abubakar.

Abubakar sangat gembira menerima lamaran Muhammad atas puterinya itu. Demikian pula Aisah merasa bahagia dicintai Nabi Muhammad. Maka dengan disaksikan oleh para sahabat, dilangsungkan pernikahan Nabi Muhammad dengan Aisah pada hari Jum’at bulan Syawal.

g. Perkawinan Baginda Ali dengan Fatimah
Semua sahabat nabi menyarankan kepada Ali agar secepatnya mengawini Fatimah. Tapi Ali bimbang sebab segan kepada Rasulullah. Fatimah sendiri pada waktu itu sudah berumur 14 tahun dan pantas untuk bersuami. Nabi Muhammad merasa sedih mengingat tidak ada yang mengurusi perkawinan Fatimah, sebab Khodijah, ibunya telah tiada.

Turunlah malaikat Jibril, Mikail, Ijrail dan Ridwan tatkala Nabi Muhammad merasa sedih. Diberinya bermacam-macam keperluan perkawinan. Oleh nabi ditolak bahwa alat-alat semacam itu nanti saja di akhirat diberikannya. Namun Jibril menjelaskan bahwa untuk di akhirat lain lagi.

Ketika malaikat menghilang, datanglah Ali meminang Fatimah. Dengan disaksikan oleh para sahabat dilangsungkanlah perkawinan Ali dengan Fatimah pada hari Jum’at. Mas kawin yang diberikan oleh Ali berupa uang 500 dirham kontan. Akan tetapi, Fatimah menolak maskawin tersebut dan ia meminta yang lain. Permintaan mas kawin itu ialah agar pada hari kiamat dapat mensyafaati umat nabi, baik laki-laki maupun perempuan yang maksiat dan tidak taat. Tiba-tiba turunlah Malaikat Jibril mewahyukan bahwa Allah telah meluluskan permintaan Fatimah.